8
KETERAMPILAN MENGAJAR,
MODEL
PEMBELAJARAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Sebelum kita beranjak ke 8
keterampilan mengajar, model pembelajaran dan pendekatan pembelaajarannya. Kita
perlu sedikit mengulas tentang apa itu mengajar dan pembelajran itu sendiri
Mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid disekolah. mewariskan
kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. Usaha
mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
Kegiatan untuk mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai
dengan tuntutan masyarakat. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Pembelajran merupakan suatu
proses kompleks , melibatkan berbagai aspek yang saling berpengaruh. Akan
tetapi proses pembelajaran secara formal di sekolah , gurulah pemegang proporsi
paling dominasi dalam upaya meraih keberhasilan pembelajaran secara maksimum.
Setelah mengetahui apa itu
mengajar dan pembelajaran maka kita akan beranjak ke pembahasan 8 keterampilan mengajar, model pembelajaran
dan pendekatan dalam pembelajaran.
A. 8 KETERAMPILAN MENGAJAR
Keterampilan
dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro dengan menggunakan
perangkat Sydney Micro Skills (1973).
Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah :
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7. Keterampilan Mengelola Kelas
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1)
Keterampilan Bertanya
Dalam
proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari
guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan.Pada
kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik
dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut
hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan
ingatan.Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk
memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berfikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang
menuntut respon siswa.
Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut
adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu pokok bahasan.
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok
bahasan atau konsep.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang
menghambat siswa belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang
diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
Komponen-komponennya
yaitu:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2) Pemberian Acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan Giliran
5) Penyebaran
6) Pemberian waktu berfikir
7) Pemberian Tuntunan
2)
Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan
adalah suatu respon terhadap suatu tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan
adalah suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Komponen-komponen dalam keterampilan memberi penguatan
adalah:
1) Penguatan Verbal; penguatan ini dapat dinyatakan
dalam 2 bentuk yaitu kata atau kalimat.
2) Penguatan Non Verbal; bisa berupa mimik atau
gerakan badan, mendekati, memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang
menyenangkan, berupa symbol atau benda maupun penguatan tak penuh sepert “yah,
jawabanmu sudah baik tetapi masih perlu disempurnakan”
3)
Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi
dalam kegiatan belajar mengajar dimaksud sebagai proses perubahan dalam
pengajaran yang dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu; variasi dalam gaya
mengajar, variasi dalam menggunakan alat dan media pembelajaran dan variasi dalam
pola interaksi dalam kelas.
Komponennya adalah:
a.
Variasi dalam Gaya Mengajar:
1) Penggunaan variasi suara
2) Pemusatan perhatian
3) Kesenyapan
4) Mengadakan kontak pandang
5) Gerakan badan dan mimic
6) Pergantian posisi guru dalam kelas
b.
Penggunaan Media dan Bahan Pelajaran
1) Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat
2) Variasi alat yang dapat didengar
3) Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi
c.
Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
4)
Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan
adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik
yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui
dan yang belum diketahui.
Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan:
1)
Isi pesan (materi)
2) Penerima
pesan (siswa)
b. Menyajikan suatu penjelasan
1)
Kejelasan
2)
Penggunaan contoh dan ilustrasi
3)
Pemberian tekanan
4)
Balikan
5)
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Yang
dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar
terpusat perhatian pada apa yang dipelajari.Yang dimaksud dengan menutup
pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.
a. Komponen Membuka
1)
Menarik perhatian siswa
2)
Menimbulkan motivasi
3)
Memberikan acuan
4)
Membuat kaitan
b. Komponen Menutup
1)
Meninjau kembali
2)
Mengevaluasi
6)
Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi
kelompok adalah merupakah salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi
kesempatan berfikir, berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif.
Komponen Keterampilan:
1)
Memusatkan perhatian
2)
Memperjelas masalah atau urunan pendapat
3)
Menganalisa pandangan siswa
4)
Meningkatkan urunan siswa
5)
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6)
Menutup diskusi
7)
Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang
optimal.
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal Meliputi:
1)
Menunjukkan sikap tanggap
2)
Membagi perhatian
3)
Memusatkan perhatian kelompok
4)
Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
5)
Menegur
6)
Memberi penguatan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal meliputi:
1)
Modifikasi tingkah laku
2)
Pengelolaan kelompok
3)
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
8)
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab
dapat terjadi antara guru-siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan.
Komponen Keterampilan:
1)
Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi
2)
Keterampilan Mengorganisasikan
3)
Keterampilan Membimbing dan memudahkan belajar siswa
4)
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
B.
MACAM – MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Ada beberapa macam
pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara
lain
1.
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan konstekstual
berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan
mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui,
mengingat, dan memahami. Pembelajaran
tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam
membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian
proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru
dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip
membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa
Dalam
kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya.
Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Guru
bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa
pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa
kata guru.
Penggunaan
pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk mengembangkan ranah
pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk mengembangkan sikap,
nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah yang terkait dengan
kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesama teman, misalnya
melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan ketrampilan sosial
(social skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible, Klopher,
dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172) menyatakan bahwa pendekatan
kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam penelitian
dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu mereka
mengidentifikasi masalah yang konseptual atau metodologis dalam bidang
penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah.
2.
Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme
merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Kelebihan
teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif
melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan
pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran
terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut
teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang
akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman
baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina
konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion.
Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras
dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning.
Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya
dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya.
Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina
dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini
dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses
pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan
perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam
proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu
perkara.
3.
Pendekatan
Deduktif – Induktif
a.
Pendekatan
Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep,
definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
b.
Pendekatan
Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi
adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula
berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Prince
dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran
dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke
penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran
dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan
rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau
tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan
deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford
(dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan
neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information
based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan
transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) berpendapat
bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep
atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau
kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah
pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa
tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada
abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
Dalam
fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau
masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam
membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada
prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya
diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat
dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau
diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan
memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola
pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.
4.
Pendekatan
Konsep dan Proses
a.
Pendekatan
Konsep
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu
bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses
pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus.
Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep
b.
Pendekatan
Proses
Pada
pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan
dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Dalam
pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap
proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses mengalami. Pendidikan
harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi peserta didik. Dengan
proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian integral dari diri
peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman yang disodorkan untuk
diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam
setiap proses pendidikan yang dialaminya
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam
setiap proses pendidikan yang dialaminya
5.
Pendekatan
Sains, Tekhnologi dan Masyarakat
National
Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang
STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human
experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa
sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak
untuk meningkatakan
kreativitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain
tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an
interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that in
order to meet the increasingdemands of a technical society, education must
integrate acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan
pendekatan STMharuslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan
berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di
antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita
terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana
pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian
yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Hasil
penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam
Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan
pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara
biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran,
kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini
guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih
lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM
ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan
pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan
langkah – langkah
C. METODE
PEMBELAJARAN
Dalam buku “STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR” karangan “Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag” dan
“Drs.
Aswan Zain” ada beberapa macam metode mengajar yang dipakai dalam
proses belajar mengajar antara lain :
1)
Metode
Proyek
Metode proyek atau unit
adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang
berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Kelebihan
metode proyek :
a)
Dapat
memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan.
b)
Dapat
membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
c)
Metode
ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam pengajaran perlu
diperhatikan :
1)
Kemampuan
individual siswa dan kerja sama dalam kelompok.
2)
Bahan
pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh dengan
masalah.
3)
Pengembangan
aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak dilakukan.
4)
Agar
teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang
tak terpisahkan.
Kekurangan
metode proyek :
a)
Kurikulum
yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertical maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b)
Pemilihan
topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan
sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah.
c)
Bahan
pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
2.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen
(percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Kelebihan
metode eksperimen :
a)
Membuat
siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulanberdasarkan percobaannya.
b)
Dapat
membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
c)
Hasil-hasil
percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan
metode eksperimen :
a)
Metode
ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
b)
Metode
ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan mahal.
c)
Metode
ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
d)
Setiap
percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.
3.Metode
Tugas dan Resitasi
Metode resitasi (penugasan)
adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.
Kelebihan
metode resitasi (penugasan) :
a)
Lebih
merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
b)
Dapat
mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c)
Dapat
membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
d)
Dapat
mengembangkan kreativitas siswa.
Kekurangan
metode resitasi (penugasan) :
a)
Siswa
sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain.
b)
Khusus
untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan
adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi
dengan baik.
c)
Tidak
mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
d)
Sering
memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan
siswa.
4.Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah cara
penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.
Kelebihan
metode diskusi :
a)
Merangsang
kreativitas anak didk dalam bentuk ide, gagasan prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
b)
Mengembangkan
sikap menghargai pendapat orang lain.
c)
Memperluas
wawasan.
d)
Membina
untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
Kekurangan
metode diskusi :
a)
Pembicaraan
terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
b)
Tidak
dapat dipakai pada kelompok yang besar.
c)
Peserta
mendapat informasi yang terbatas.
d)
Mungkin
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
5.Metode
Sosiodrama
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama
artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada
dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah
social.
Kelebihan
metode sosiodrama :
a)
Siswa
melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan
didramakan.
b)
Siswa
akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
c)
akat
yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau
tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
d)
Kerja
sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e)
Siswa
memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan
sesamanya.
f)
Bahasa
lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang
lain.
Kekurangan
metode sosiodrama :
a)
Sebagian
besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
b)
Banyak
memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahan isi bahan pelajaran
maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
c)
Memerlukan
tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
d)
Sering
kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang
bertepuk tangan, dan sebagainya.
6.Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Kelebihan
metode demonstrasi :
a)
Dapat
membuat metode pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme.
b)
Siswa
lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c)
Proses
pengajaran lebih menarik.
d)
Siswa
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan,
dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan
metode demonstrasi :
a)
Metode
ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjangdengan
hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b)
Fasilitas
seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik.
c)
Demonstrasi
memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu
yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran
lain.
7.Metode
Problem Solving
Metode problem solving
(metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga
merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Kelebihan
metode problem solving :
a)
Metode
ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dengan dunia kerja.
b)
Proses
belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil
c)
Metode
ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh.
Kekurangan
metode problem solving :
a)
Menentukan
suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa,
tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
b)
Proses
belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang
cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c)
Mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalan sendiri atau
kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan
kesulitan tersendiri bagi siswa.
8.Metode
Karyawisata
Teknik karyawisata adalah
cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau
objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu.
Kelebihan
metode karyawisata :
a)
Karyawisata
memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
pengajaran.
b)
Membuat
apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di
masyarakat.
c)
Pengajaran
serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
d)
Informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan
metode karyawisata :
a)
Fasilitas
yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa
atau sekolah.
b)
Sangat
memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
c)
Memerlukan
koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar terjadi tumpang tindih
waktu dan kegiatan selama karyawisata.
d)
Dalam
karyawisata sering unsure rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedang unsure studinya menjadi terabaikan.
e)
Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan
studi yang menjadi permasalahan.
9.Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama
dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Kelebihan
metode tanya jawab :
a)
Pertanyaan
dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
b)
Merangsang
siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker, termasuk daya ingatan.
c)
Mengembangkan
keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan
metode tanya jawab :
a)
Siswa
merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani,
dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
b)
Tidak
mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami
siswa.
c)
Waktu
sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
sampai dua atau tiga orang.
d)
Dalam
jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan
kepada setiap siswa.
10.Metode
Latihan
Metode latihandisebut juga metode training, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai
sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Kelebihan
metode latihan :
a)
Untuk
memperoleh kecakapan motorik.
b)
Untuk
memperoleh kecakapan mental.
c)
Untuk
memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.
d)
Pembentukan
kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
e)
Pemanfaatan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
f)
Pembentukan
kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang komplek, rumit, menjadi lebih
otomatis.
Kekurangan
metode latihan :
a)
Menghambat
bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian
dan diarahkan jauh dari pengertian.
b)
Menimbulkan
penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c)
Kadang-kadanf
latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton,
mudah membosankan.
d)
Membentuk
kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e)
Dapat menimbulkan
verbalisme.
11.Metode
Ceramah
Metode ceramah cara
penyajian pelajaran yang dilakukan guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Kelebihan
metode ceramah :
a)
Guru
mudah nenguasai kelas.
b)
Mudah
mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
c)
Dapat
diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d)
Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya.
e)
Guru
mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Ø Kekurangan metode ceramah :
f)
Mudah
menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
g)
Yang
visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
h)
Bila
selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
i)
Guru
menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar
sekali.
j)
Menyebabkan
siswa menjadi pasif.
v Dalam buku “MENJADI GURU PROFESIONAL” karangan “Dr.
E. Mulyasa, M.Pd.” ada beberapa
macam metode mengajar yang dipakai dalam proses belajar mengajar antara lain :
1.
Metode
Demonstrasi
Melalui metode demonstrasi
guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada
peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah
diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik
dapat memecahkan suatu masalah.
2.
Metode
Inquiri
Inquiri berasal dari bahasa
inggris “inquiry”, yang secara
harfiah berarti penyelidikan. Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiry adalah the processof investigating a problem. Adapun piaget mengemukakan
bahwa metode inquiri merupakan metode
yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen
sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.
Sund and Trowbridge (1973)
mengemukakan tiga macam metode inquiry sebagai berikut :
Ø Inquiry terpimpin ( Guide inquiry )
Ø Inquiry bebas ( free
inquiry )
Ø Inquiry bebas yang dimodifikasi ( modified free inquiry )
3.
Metode
Penemuan
Penemuan ( discovery ) merupakan metode yang
lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan
lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.
4.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan
benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan
maupun kelompok.
5.
Metode
Pemecahan Masalah
Menurut Gagne (1985), kalau
seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan
hanya sekadar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru.
Pemecahan masalah memegang
peranan penting baik dalam pelajaran sains maupun dalam banyak disiplin ilmu lainnya,
terutama agar pembelajaran berjalan dengan fleksibel.
6.
Metode
Karyawisata
Karyawisata merupakan suatu
perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral
dari kurikulum sekolah.
7.
Metode
Perolehan Konsep
Belajar konsep merupakan
hasil utama pendidikan, konsep-konsep merupakan batu pembangun ( Building Block ) berpikir.
Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk
memasukkan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Oleh karena itu,
untuk memecahkan masalah, seorang peserta didik harus mematuhi aturan-aturan
antara yang selaras dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsp-konsep yang
diperolehnya.
Perolehan konsep menurut Ausubel (1968), diperoleh dengan dua
cara, yaitu konsep formasi dan konsep asimilasi. Konsep formasi terutama
merupakan bentuk peroleh konsep sebelum peserta didik masuk sekolah. Konsep
asimilasi merupakan cara-cara untuk memperoleh konsep selama dan sesudah
sekolah.
8.
Metode
Penugasan
Metode penugasan cara
penyajian bahan pelajaran. Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas
yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara
kelompok.
9.
Metode
Ceramah
Ceramah merupakan metode
yang paling umum digunakan dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan
bahan melalui penuturn atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta
didik.
10.
Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab
merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul
dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian halnya jawaban yang muncul
bisa dari guru maupun dari peserta didik.
11.
Metode
Diskusi
Diskusi dapat diartikan
sebagai percakapan responsive yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan
problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Hal tersebut
sejalan dengan pengertian yang dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) bahwa diskusi adalah pertemuan
ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam diskusi selalu ada
pokok permasalahan yang perlu dipecahkan.
0 komentar:
Posting Komentar