Pages

Blogger Themes

Selasa, 04 Juni 2013

OUTLINE SKRIPSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Hal ini termaktub dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pada pasal 4 ayat (2) ditetapkan bahwa “pendidikan diselenggarakan sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna” dan dalam ayat (3) ditetapkan bahwa “pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat”. Pendidikan mempunyai peranan penting, dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik
Menurut Trianto (2010:1) “pendidikan yang mampu menjawab tujuan nasional adalah pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang,  pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya dan pendidikan yang mampu menyentuh potensi nurani maupun kompetensi peserta didik”. Jelas bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi hendaknya siswanya dipersiapkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal tersebut kegiatan proses belajar mengajar dikelas seharusnya menerapkan suatu strategi belajar yang kreatif dan inovatif sehingga dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sekarang sudah diujikan pada tingkat SMP dan SMA. Kebanyakan siswa menganggap fisika adalah mata pelajaran yang tergolong sulit dibandingkan mata pelajaran lainnya, Keberhasilan proses pembelajaran pada pelajaran fisika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti pembelajaran. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari beberapa model pembelajaran yang ada, salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mengaktifkan siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Terdapat beberapa variasi dari model pembelajaran kooperatif. Setidaknya terdapat 4 pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, ini sesuai yang dikemukakan didalam buku Trianto yaitu Student Team Achievement Division (STAD), JIGSAW, Investigasi Kelompok, Teams Games Tournaments (TGT), dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS), dan Numbered Head Together (NHT) (Trianto, 2010:67).
Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Dan menurut Herdian (2009) Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik.
Berdasarkan uraian umum diatas maka perlu kiranya dilakukan penelitian yang kita coba tinjau dari berbagai aspek dan untuk penelitian ini ditinjau dari aspek emosional siswa dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Thinking Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Siswa.
B.   IDENTIFIKASI MASALAH
Dari pemaparan latar belakang di atas, dapat digambarkan ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu sebagai berikut :
1.      Guru kurang variatif dalam penggunaan model-model pembelajaran, masih menggunakan model pembelajaran konvensional Teacher Oriented.
2.      Kurangnya penguasaan konsep peserta didik dalam memahami materi fisika disebabkan penggunaan hafalanan untuk menguasai rumus-rumus yang berakibat pada kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah fisika.
3.      Hasil belajar siswa masih tergolong rendah.
4.      Perkembangan emosional siswa rendah.
C.    BATASAN MASALAH
          Dari masalah yang teridentifikasi maka perlu adanya pembatasan masalah, dimaksudkan agar penelitian dapat lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini di bagi dua sebagai berikut :
1.    Pembatasan Objek Penelitian
2.    Pembatasan Subyek Penelitian.
D.  BATASAN MASALAH
Untuk memperoleh hasil yang lebih terfokus, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa?
2.      Apakah ada pengaruh antara siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dan siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah terhadap hasil belajar siswa?
3.      Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together (NHT) dengan kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar siswa ?
E.     TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.      Adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.
2.      Adanya pengaruh antara siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dan siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah terhadap hasil belajar siswa.
3.      Adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together (NHT) dengan kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar siswa.
F.     Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat yang dibagi menjadi :
1.      Manfaat Teoritis
2.      Mamfaat praktis


BAB II
LANDASAN TEORI

          Anthony Robbins  (dalam Trianto, 2010:15) mendifinisikan bahwa “belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu pengetahuan yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru”. Ernest R. Hilgard (dalam Pupuh Fathurrahman, 2009:5) dalam bukuanya Theories Of Learning memberikan difinisi belajar sebagai berikut “Learning is the process by which an activity originates or is changed through training prosedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not atribut able to training”. Dalam definisi ini dikatakan bahwa seorang yang belajar kelakuannya akan berubah dari pada sebelum itu. Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar.
          Dari difinisi belajar di atas, menunjukkan belajar itu harus dapat membangun suatu pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik melalui pengalaman yang terstruktur dalam suatu proses pembelajaran. Hal tersebut akan lebih memberikan pemahaman dalam diri siswa dan tidak hanya sebatas pemindahan pengetahuan dari seorang guru kesiswanya. Hal tersebut terjadi karena siswa diarahkan untuk membangun sendiri pengetahuan mereka dalam pikiran dan emosionalnya.
Pembelajaran Fisika merupakan salah satu dari cabang IPA yang mempelajari tentang zat dan energi dalam segala bentuk manifestasinya. Fisika memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan karakteristik IPA pada umumnya, yaitu merupakan produk yang tak terpisahkan. Ini berarti bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar fisika agar diperoleh hasil yang optimal, siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus dilibatkan secara fisik dan mental pada masalah-masalah prediksi, observasi, merencanakan eskperimen sampai pada melakukan eksperimen agar dapat meningkatkan hasil belajarnya.
 Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika diperlukan metode pembelajaran yang cocok. Pendekatan apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran fisika, sudah semestinya menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. Maka ada banyak teori yang baik untuk mengatasi pembelajaran fisika menurut para ahli salah satunya adalah pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning ).
Menurut Amri dan Ahmadi (2010:90) bahwa “sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja / belajar kelompok yang terstruktur, dimana yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keterampilan interpersonal dan keahlian bekerja sama”.
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menurut Trianto (2010:82) adalah “melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru menggunakan empat langkah sebagai berikut: (a) Penomoran; (b) Pengajuan pertanyaan; (c) Berpikir bersama; (d) Pemberian jawaban”.
Strategi Think Pair Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif  dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (dalam Trianto, 2010:81), menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pada diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian tingkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Menurut Bloom (dalam Rasyid dan Mansyur, 2010:50) , menyatakan “hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comperehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), applicationt (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) dan Evaluation (menilai)”.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Waktu dan Tempat Penelitian
1.      Waktu Penelitian
2.      Tempat Penelitian
B.     Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis yang akan peneliti gunakan adalah metode eksperimen.
C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
2.      Sampel
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini peneliti coba akan lakukan dengan cara
1.      Identifikasi Variabel
2.      Operasional Variabel
3.      Instrumen penelitian
E.     Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan.
  

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan nantinya akan dipaparkan beberapa hal terkait dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan, diantaranya yaitu Deskripsi data, uji Persyaratan analisis, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian terkait pengaruh model Pembelajaran koopratif tipe NHT dan TPS terhadap hasil belajar siswa yang kemudian ditinjau dari kecerdasan emosional siswa.

BAB V
PENUTUP
a.       Kesimpulan
b.      Saran


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

  

OUTLINE
PROPOSAL PENELITIAN



Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
 Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Thinking Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Siswa”














Oleh
ABDURROSYID
NPM. 09230002







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( MIPA )
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2013


0 komentar:

Posting Komentar